_
 Afternoon / Evening Lecture Program
 Download Brochures

 Online Registration
 Various Kinds Promotion
 Hybrid College Programs in the Best 112 PTS
 Psychotest Tips & Tricks
 Free Tuition Fees
 Job Vacancies
 Executive Class
 Literature
 Master S2 Class Program
 Waivers Tuition Application
eduNitas.com
Toll-free service
0800 1234 000
Selected Knowledge
 ⚘ Animals
 ⚘ Dharmasraya
 ⚘ Electronic
 ⚘ Football
 ⚘ Greenland
 ⚘ Hulu Sungai Tengah
 ⚘ Jamaica
 ⚘ Military
 ⚘ Mythology
 ⚘ Religion
 ⚘ Sports
Guide
Extension School Program (Blended)

Objectives of Operation
Welcome
Admission
Obtaining Income Baru
All Information
List Scholarship Recipients
National Education Act Supporting Extension School (Blended)
What about certificates ?
List of Websites Master S2 Class Program
List of Websites Executive Class
List of Websites Afternoon / Evening Lecture
List of Websites Main
List of Websites Regular Day Tuition
 Telecommunication Systems Tutorials
 Various Forums
 Al Qur'an Online
 Prayer Schedule




JAVANESE LANGUAGE
INDONESIAN REFERENCE
Change to views  Laptop Mobile M1, 2
Indonesian Reference         Topic Index A C D 
Search in Indonesian Reference   
English  (Before this article)(Next articleKashmiri Language

Bahasa Jawa

Bahasa Jawa
ꦧꦱꦗꦮ (Basa Jawa)
Disebutkan diJawa (Indonesia), Suriname, Kaledonia Baru
Jumlah penutursekitar total 80 juta  (tidak berada tanggal)
Rumpun bahasa
Sistem penulisanAksara Jawa,
aksara Arab,
aksara Latin
Kode-kode bahasa
ISO 639-1jv
ISO 639-2jav
ISO 639-3Variously:
jav – bahasa Jawa
jvn – bahasa Jawa Karibia
jas – bahasa Jawa Kaledonia Baru
osi – bahasa Osing
tes – bahasa Tengger
kaw – bahasa Jawa Kuna
tgl – bahasa Jawa Tegal

Bahasa Jawa (bahasa Jawa: basa Jawa aksara Jawa: ꦧꦱꦗꦮ) yaitu bahasa yang digunakan penghuni suku bangsa Jawa di Jawa Tengah,Yogyakarta & Jawa Timur. Selain itu, Bahasa Jawa juga digunakan oleh penghuni yang tinggal beberapa kawasan lain seperti di Banten terutama kota Serang, kabupaten Serang, kota Cilegon dan kabupaten Tangerang, Jawa Barat khususnya kawasan Pantai utara terbentang dari pesisir utara Karawang, Subang, Indramayu, kota Cirebon dan kabupaten Cirebon.

Daftar isi

Penyebaran Bahasa Jawa

Penghuni Jawa yang merantau, membikin bahasa Jawa mampu ditemukan di berbagai kawasan bahkan di luar negeri. Jumlahnya orang Jawa yang merantau ke Malaysia turut membawa bahasa dan kebudayaan Jawa ke Malaysia, sehingga terdapat kawasan pemukiman mereka yang diketahui dengan nama desa Jawa, padang Jawa. Di samping itu, penghuni pengguna Bahasa Jawa juga tersebar di berbagai wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kawasan-kawasan luar Jawa yang didominasi etnis Jawa atau dalam persentase yang cukup signifikan adalah : Lampung (61,9%), Sumatera Utara (32,6%), Jambi (27,6%), Sumatera Selatan (27%), Aceh(15,87%) yang diketahui sebagai Aneuk Jawoe. Khusus penghuni Jawa di Sumatera Utara, mereka merupakan keturunan para kuli kontrak yang dipekerjakan di berbagai wilayah perkebunan tembakau, khususnya di wilayah Deli sehingga berkali-kali dikata sebagai Jawa Deli atau Pujakesuma (Putra Jawa Lahir Sumatera), dengan dialek dan beberapa kosa ujar Jawa Deli. Sedangkan penghuni Jawa di kawasan lain disebar-luaskan melintasi program transmigrasi yang disediakan semenjak zaman penguasaan Belanda.

Selain di kawasan Nusantara, penghuni Jawa juga ditemukan dalam jumlah akbar di Suriname, yang hingga 15% dari penghuni secara semuanya, kemudian di Kaledonia Baru bahkan hingga kawasan Aruba dan Curacao serta Belanda. Sebagian kecil bahkan menyebar ke wilayah Guyana Perancis dan Venezuela. Pengiriman tenaga kerja ke Korea, Hong Kong, serta beberapa negara Timur Tengah juga memperluas wilayah sebar pengguna bahasa ini meskipun belum mampu dikuatkan kelestariannya.

Fonologi

Sugengrawuh atau "Selamat datang" yang ditulis memanfaatkan aksara Jawa

Dialek baku bahasa Jawa, yaitu yang didasarkan pada dialek Jawa Tengah, terutama dari sekitar kota Surakarta dan Yogyakarta memiliki fonem-fonem berikut:

Vokal

Aksara swara
Muka(nama)Tengah(nama)Belakang(nama)
Bukaii-jejeg    uu-jejeg: ditulis 'u'
½ Bukaeé-jejeg: ditulis 'é'
i-miring: ditulis 'i'
əe-pepet: ditulis 'e' atau 'ě'oo-jejeg
u-miring: ditulis 'u'
½ Tertutup(ɛ)e-miring: ditulis 'e'  (ɔ)o-miring: ditulis 'o'
a-jejeg: ditulis 'a'
Tertutup  aa-miring  
Perhatian: Fonem-fonem selang tanda kurung merupakan alofon. Catatan pembaca pakar bahasa Jawa: Dalam bahasa Jawa [a],[ɔ], dan [o] itu memperlakukan berbeda makna [babaʔ] 'luka'; [bɔbɔʔ]'param' atau 'lobang', sikile di-bɔbɔʔi 'kakinya diberi param', lawange dibɔbɔʔi 'pintunya dilubangi'; dan [boboʔ] 'tidur'. [warɔʔ] 'rakus' masih [waraʔ] 'badak'; [lɔr] 'utara' sedangkan [lar] 'sayap', [gəɖɔŋ] 'gedung' sedangkan [gəɖaŋ] 'pisang; [cɔrɔ]'cara' masih [coro] 'kecoak', [lɔrɔ]'sakit' masih [loro] 'dua', dan [pɔlɔ] 'pala/rempah-rempah' masih [polo] 'otak'. Dengan demikian, bunyi [ɔ] itu bukan alofon [a] ataupun alofon [o] melainkan fonem tersendiri.

Tekanan ujar (stress) direalisasikan pada suku ujar kedua dari belakang, kecuali apabila sukukata memiliki sebuah pepet sebagai vokal. Pada kasus seperti ini, tekanan ujar jatuh pada sukukata terakhir, meskipun sukukata terakhir juga memuat pepet. Apabila sebuah ujar sudah diimbuhi dengan afiks, tekanan ujar tetap mengikuti tekanan ujar akap dasar. Contoh: /jaran/ (kuda) dilafazkan sebagai [j'aran] dan /pajaranan/ (tempat kuda) dilafazkan sebagai [paj'aranan].

Semua vokal kecuali /ə/, memiliki alofon. Fonem /a/ pada jabatan tertutup dilafazkan sebagai [a] (a-miring), namun pada jabatan buka sebagai [ɔ] (a-jejeg). Contoh: /lara/ (sakit) dilafazkan sebagai [l'ɔrɔ], tetapi /larane/ (sakitnya) dilafazkan sebagai [l'arane]

Fonem /i/ pada jabatan buka dilafazkan sebagai [i] (i-jejeg) namun pada jabatan tertutup lafaznya kurang bertambah mirip [ɛ] (i-miring). Contoh: /panci/ dilafazkan sebagai [p'aɲci] , tetapi /kancil/ kurang bertambah dilafazkan sebagai [k'aɲcɛl].

Fonem /u/ pada jabatan buka dilafazkan sebagai [u] (u-jejeg) namun pada jabatan tertutup lafaznya kurang bertambah mirip [o] (u-miring). Contoh: /wulu/ (bulu) dilafazkan sebagai [w'ulu] , tetapi /ʈuyul/ (tuyul) kurang bertambah dilafazkan sebagai [ʈ'uyol].

Fonem /e/ pada jabatan buka dilafazkan sebagai [e] (e-jejeg) namun pada jabatan tertutup sebagai [ɛ] (e-miring). Contoh: /lélé/ dilafazkan sebagai [l'ele] , tetapi /bebek/ dilafazkan sebagai [b'ɛbɛʔ].

Fonem /o/ pada jabatan buka dilafazkan sebagai [o] (o-jejeg) namun pada jabatan tertutup sebagai [ɔ] (o-miring). Contoh: /loro/ dilafazkan sebagai [l'oro] , tetapi /boloŋ/ dilafazkan sebagai [b'ɔlɔŋ].

Konsonan

Aksara wyanjana
LabialDentalAlveolarRetrofleksPalatalVelarGlotal
Letupanp bt d
ʈ ɖ k gʔ
Frikatif  s(ʂ)  h
Likuida & semivokalwlr j  
Sengaumn
(ɳ)ɲŋ 

Fonem /k/ memiliki sebuah alofon. Pada jabatan terakhir, dilafazkan sebagai [ʔ]. Sedangkan pada jabatan tengah dan permulaan tetap sebagai [k].

Fonem /n/ memiliki dua alofon. Pada jabatan permulaan atau tengah apabila berada di muka fonem eksplosiva palatal atau retrofleks, sebabnya fonem sengau ini akan berubah sesuai dibentuk sebagai fonem homorgan. Kemudian apabila fonem /n/ mengikuti sebuah /r/, sebabnya akan dibentuk sebagai [ɳ] (fonem sengau retrofleks). Contoh: /panjaŋ/ dilafazkan sebagai [p'aɲjaŋ], lalu /anɖap/ dilafazkan sebagai [ʔ'aɳɖap]. Ujar /warna/ dilafazkan sebagai [w'arɳɔ].

Fonem /s/ memiliki satu alofon. Apabila /s/ mengikuti fonem /r/ atau berada di muka fonem eksplosiva retrofleks, sebabnya akan direalisasikan sebagai [ʂ]. Contoh: /warsa/ dilafazkan sebagai [w'arʂɔ], lalu /esʈi/ dilafazkan sebagai [ʔ'eʂʈi].

Nama dan penulisan abjad Latin dalam bahasa Jawa
Pra 1942Yogyakarta (1991)Nama
bb
tjty
dd
dhdhé
fef
gg
hhha
djj
kkka
llel
mmem
nnen
pp
qki
rrer
sses
tt
tthé
v
ww
xeks
jy
zzet

Fonotaktik

Dalam bahasa Jawa baku, sebuah suku ujar mampu memiliki bentuk seperti berikut: (n)-K1-(l)-V-K2.

Artiannya ialah sebagai berikut:

  • (n) yaitu fonem sengau homorgan.
  • K1 yaitu konsonan letupan atau likuida.
  • (l) yaitu likuida yaitu /r/, /l/, atau /w/, namun hanya mampu muncul sekiranya K1 bermodel letupan.
  • V yaitu semua vokal. Tetapi apabila K2 tidak berada sebabnya fonem /ə/ tidak mampu berada pada jabatan ini.
  • K2 yaitu semua konsonan kecuali letupan palatal dan retrofleks; /c/, /j/, /ʈ/, dan /ɖ/.

Contoh:

  • a (V)
  • ang (VK)
  • pang (KVK)
  • prang (KlVK)
  • mprang (nKlVK)

Sama halnya dengan bahasa-bahasa Austronesia lainnya, ujar dasar asli dalam bahasa Jawa terdiri atas dua suku ujar (bisilabis); ujar yang terdiri dari bertambah dari tiga suku ujar akan dipecah dibentuk sebagai kelompok-kelompok bisilabis untuk pengejaannya. Dalam bahasa Jawa modern, ujar dasar bisilabis memiliki bentuk: nKlvVnKlvVK.

Tata Bahasa

Variasi

Bahasa Jawa sangat beragam, dan keragaman ini masih terpelihara hingga sekarang, patut sebab disebutkan maupun melintasi dokumentasi tertulis. Dialek geografi, dialek temporal serta register dalam bahasa Jawa sangat kaya sehingga seringkali menyulitkan orang yang belajar dengan sunguh-sunguhnya.

Dialek geografi

Klasifikasi berdasarkan dialek geografi mengacu kepada argumen E.M. Uhlenbeck (1964) [1]. Peneliti lain seperti W.J.S. Poerwadarminta dan Hatley memiliki argumen yang beda.

Himpunan Barat
  1. dialek Banten
  2. dialek Cirebon. Menurut hasil penelitian yang diterapkan dengan memanfaatkan metode Guiter, Bahasa Cirebonan memiliki Perbedaan sekitar 75% dengan Bahasa Jawa Yogya / Surakarta[2].
  3. dialek Tegal
  4. dialek Banyumasan
  5. dialek Bumiayu (peralihan Tegal dan Banyumas)

Tiga dialek terakhir biasa dikata Basa Banyumasan.

Himpunan Tengah
  1. dialek Pekalongan
  2. dialek Kedu
  3. dialek Bagelen
  4. dialek Semarang
  5. dialek Pantai Utara Timur (Jepara, Rembang, Demak, Kudus, Pati)
  6. dialek Blora
  7. dialek Surakarta
  8. dialek Yogyakarta
  9. dialek Madiun

Himpunan kedua ini diketahui sebagai bahasa Jawa Tengahan atau Mataraman. Dialek Surakarta dan Yogyakarta dibentuk sebagai acuan baku untuk pemakaian resmi bahasa Jawa (bahasa Jawa Baku).

Himpunan Timur
  1. dialek Pantura Jawa Timur (Tuban, Bojonegoro)
  2. dialek Surabaya
  3. dialek Malang
  4. dialek Jombang
  5. dialek Tengger
  6. dialek Banyuwangi (atau dikata Bahasa Osing)

Himpunan ketiga ini diketahui sebagai bahasa Jawa Wetanan (Timur).

Selain dialek-dialek di tanah asal, diketahui pula dialek-dialek yang disebutkan oleh orang Jawa diaspora, seperti di Sumatera Utara, Lampung, Suriname, Kaledonia Baru, dan Curaçao.

Dialek temporal

Berdasarkan dokumentasi tertulis, bahasa Jawa sangat tidak memiliki dua variasi temporal, yaitu bahasa Jawa Kuna dan bahasa Jawa Modern. Bahasa Jawa Kuna sering kali disamakan sebagai bahasa Kawi, meskipun sebenarnya bahasa Kawi bertambah merupakan genre bahasa susastra yang dijadikan berkurang dari bahasa Jawa Kuna.

Bahasa Jawa Kuna diketahui dari berbagai prasasti serta berbagai "kakawin" yang bersumber dari masa Medang atau Mataram Hindu hingga surutnya pengaruh Majapahit (abad ke-8 hingga ratus tahun ke-15).

Bahasa Jawa Modern yaitu bahasa diketahui dari literatur semenjak masa Kesultanan Demak (abad ke-16) hingga sekarang. Ciri yang sangat khas yaitu masuknya kata-kata dari bahasa Arab, Portugis, Belanda, dan juga Inggris.

Register (undhak-undhuk basa)

Bahasa Jawa mengenal undhak-undhuk basa dan dibentuk sebagai bagian integral dalam tata krama (etiket) penghuni Jawa dalam berbahasa. Dialek Surakarta biasanya dibentuk sebagai rujukan dalam hal ini. Bahasa Jawa bukan satu-satunya bahasa yang mengenal hal ini sebab beberapa bahasa Austronesia lain dan bahasa-bahasa Asia Timur seperti bahasa Korea dan bahasa Jepang juga mengenal hal semacam ini. Dalam sosiolinguistik, undhak-undhuk merupakan salah satu bentuk register.

Terdapat tiga bentuk utama variasi, yaitu ngoko ("kasar"), madya ("biasa"), dan krama ("halus"). Di selang masing-masing bentuk ini terdapat bentuk "penghormatan" (ngajengake, honorific) dan "perendahan" (ngasorake, humilific). Seseorang dapat berubah-ubah registernya pada suatu saat tergantung status yang bersangkutan dan lawan bicara. Status mampu dipilihkan oleh usia, jabatan sosial, atau hal-hal lain. Seorang anak yang bercakap-cakap dengan sebayanya akan bicara dengan varian ngoko, namun ketika bicara dengan orang tuanya akan memanfaatkan krama andhap dan krama inggil. Sistem semacam ini terutama dipakai di Surakarta, Yogyakarta, dan Madiun. Dialek lainnya cenderung kurang memegang erat tata-tertib berbahasa semacam ini.

Sebagai tambahan, terdapat bentuk bagongan dan kedhaton, yang keduanya hanya dipakai sebagai bahasa pengantar di sekitar yang terkait keraton. Dengan demikian, diketahui bentuk-bentuk ngoko lugu, ngoko andhap, madhya, madhyantara, krama, krama inggil, bagongan, kedhaton.

Di bawah ini disajikan contoh sebuah perkataan dalam beberapa gaya bahasa yang berbeda-beda ini.

  1. Ngoko kasar: “Eh, diri sendiri arep takon, omahé Budi kuwi, nèng*ndi?’
  2. Ngoko alus: “Diri sendiri nyuwun pirsa, dalemé mas Budi kuwi, nèng endi?”
  3. Ngoko menjadikan tinggi diri sendiri: “Diri sendiri kersa ndangu, omahé mas Budi kuwi, nèng ndi?” (ini dianggap salah oleh sebagian akbar penutur bahasa Jawa sebab memanfaatkan leksikon krama inggil untuk diri sendiri)
  4. Madya: “Nuwun sèwu, kula ajeng tanglet, griyané mas Budi niku, teng pundi?” (ini krama kampuang (substandar))
  5. Madya alus: “Nuwun sèwu, kula ajeng tanglet, dalemé mas Budi niku, teng pundi?” (ini juga termasuk krama kampuang (krama substandar))
  6. Krama andhap: “Nuwun sèwu, dalem badhé nyuwun pirsa, dalemipun mas Budi punika, wonten pundi?” (dalem itu sebenarnya pronomina persona kedua, kagungan dalem 'kepunyaanmu'. Jadi ini termasuk tuturan krama yang salah alias krama desa)
  7. Krama lugu: “Nuwun sewu, kula badhé takèn, griyanipun mas Budi punika, wonten pundi?”
  8. Krama alus “Nuwun sewu, kula badhe nyuwun pirsa, dalemipun mas Budi punika, wonten pundi?”

*nèng yaitu bentuk percakapan sehari-hari dan merupakan kependekan dari bentuk baku ana ing yang disingkat dibentuk sebagai (a)nêng.

Dengan memakai kata-kata yang beda dalam sebuah perkataan yang secara tatabahasa berarti sama, seseorang mampu menyatakan status sosialnya terhadap lawan bicaranya dan juga terhadap yang dibicarakan. Walaupun demikian, tidak semua penutur bahasa Jawa mengenal semuanya register itu. Biasanya mereka hanya mengenal ngoko dan sejenis madya.

Bilangan dalam bahasa Jawa

Bila dibandingkan dengan bahasa Melayu atau Indonesia, bahasa Jawa memiliki sistem bilangan yang lebih kurang berbelit.

Bahasa12345678910
Kunasarwatelupatlimaenempituwalusangasapuluh
Kawiekadwitricaturpancasadsaptaastanawadasa
Kramasetunggalkalihtigasekawangangsalenempituwolusangasedasa
Ngokosijilorotelupapatlimaenempituwolusangasepuluh

Fraksi

  • 1/2 setengah, separo, sepalih (Krama)
  • 1/4 saprapat, seprasekawan (Krama)
  • 3/4 telung prapat, tigang prasekawan (Krama)
  • 1,5 karo tengah, kalih tengah (Krama)

Sejarah

Penggunaan bahasa Jawa masa kini

Demografi pemakai bahasa Jawa di Indonesia

[3]

Indonesian province % of provincial populationJavanese speakers (1980)
1.Aceh province6.7%175,000
2.North Sumatra21.0%1,757,000
3.West Sumatra1.0%56,000
4.Jambi17.0%245,000
5.South Sumatra12.4%573,000
6.Bengkulu15.4%118,000
7.Lampung62.4%2,886,000
8.Riau8.5%184,000
9.Jakarta3.6%236,000
10.West Java[4]13.3%3,652,000
11.Central Java96.9%24,579,000
12.Yogyakarta97.6%2,683,000
13.East Java74.5%21,720,000
14.Bali1.1%28,000
15.West Kalimantan1.7%41,000
16.Central Kalimantan4.0%38,000
17.South Kalimantan4.7%97,000
18.East Kalimantan10.1%123,000
19.North Sulawesi1.0%20,000
20.Central Sulawesi2.9%37,000
21.Southeast Sulawesi3.6%34,000
22.Maluku1.1%16,000

Referensi dan pranala luar

  1. ^ Uhlenbeck, E.M. 1964.A Critical Survey of Studies on the Languages of Java and Madura. The Hague: Martinus Nijhoff
  2. ^ http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=132798 Menimbang-nimbang Bahasa Cirebon (Edisi Tahun 2009)
  3. ^ The data are taken from the census of 1980 as provided by James J. Fox and Peter Gardiner and published by S. A. Wurm and Shiro Hattori, eds. 1983. Language Atlas of the Pacific Area, Part II: (Insular South-East Asia), Canberra.
  4. ^ In 1980 this included the now separate Banten province.
  • Kamus bahasa Jawa ke bahasa lain
  • Berusaha dapat Bahasa Jawa Untuk Pemula
 
Bahasa Indonesia (Isyarat 2)
 
 
 
 
 
 

Baduy Betawi Indonesia Peranakan 1 Javindo 1 Jawa Kangean Kawi Madura Osing Pecok 1 Sunda Tengger

 
 
 

Abui Adang Adonara Alor Amarasi Anakalangu Bali Bengkala 2 Bilba Bima Blagar Bunak b Dela-Oenale Dengka Dhao Ende Hamap Helong Ile Ape Kabola • Kafoa • Kamang • Kambera Kedang Kelon • Kemak b Ke'o Kepo' Kodi Komodo Kui Kula Lamaholot Lamalera Lamatuka Lamboya Lamma • Laura Lembata Barat Lembata Selatan Levuka Lewo Eleng Lewotobi Lio Lole Melayu Bali Melayu Kupang Melayu Larantuka Mamboru Manggarai Nage Nedebang Ngada Ngada Timur Palue Rajong Rembong Retta • Ringgou Riung Rongga Sabu Sasak Sawila Sikka So'a • Sumbawa Tambora Tereweng • Termanu Tetun b Tewa • Tii • Uab Meto Wae Rana • Wanukaka Wejewa Wersing

 
 
 

Abal Ampanang Aoheng Bahau Bakati' Barangas Bekati' Rara • Bekati' Sara • Bakumpai Banjar Basap • Benyadu' Bidayuh Biatah • Bidayuh Bukar-Sadong • Bolongan • Bukat Bukitan • Burusu • Desa Deyah Desa Malang Desa Witu Embaloh Hovongan Iban a Jangkang Kayan Mahakam Kayan Busang Kayan Sungai Kayan Kayan Mendalam Kayan Wahau Kelabit a Kembayan Kendayan Keninjal Kenyah Kelinyau Kenyah Wahau Kereho Kohin Lawangan Lengilu Lun Bawang Ma'anyan Melayu Berau Melayu Bukit Melayu Kutai Kota Bangun Melayu Kutai Tenggarong Melayu Dayak Modang Mualang Ngaju Okolod Ot Danum Paku Punan Aput Punan Merah Punan Merap • Punan Tubu • Putoh • Ribun • Sa'ban • Sanjau Basap • Sanggau Seberuang Segai Selungai Murut • Semandang • Sembakung Murut • Siang Tagal Murut • Taman Tausug Tawoyan Tidong Tunjung Uma' Lasan • Uma' Lung

 
 
 

Andio Aralle-Tabulahan Bada Bahonsuai Bajau Indonesia Balaesang Balantak Bambam Banggai Bantik • Baras • Batui • Behoa • Bentong • Bintauna • Boano • Bobongko Bolango • Bonerate • Budong-Budong • Bugis Bungku Buol • Busoa • Campalagian Cia-Cia Dakka • Dampelas • Dondo • Duri Enrekang Gorontalo Kaidipang Kaili Da'a • Kaili Ledo • Kaili Unde • Kaimbulawa • Kalao • Kalumpang • Kamaru Kioko • Kodeoha • Konjo Pegunungan • Konjo Pesisir Koroni • Kulisusu • Kumbewaha • Laiyolo • Lasalimu • Lauje Lemolang Liabuku Lindu • Lolak • Maiwa Makassar Melayu Makassar Melayu Manado Malimpung Mamasa Mamuju • Mandar Moma • Mongondow Mori Atas Mori Bawah Moronene • Muna • Napu • Padoe Pamona Panasuan Pancana • Pannei • Pendau • Ponosakan • Rahambuu • Rampi • Ratahan • Saluan • Sangir Sarudu Sedoa • Seko Padang • Seko Tengah • Selayar Suwawa • Tae' Taje • Tajio • Talaud Taloki Talondo' • Toala' • Tolaki Tomadino Tombelala Tombulu Tomini • Tondano • Tonsawang Tonsea Tontemboan Topoiyo • Toraja-Sa'dan Totoli Tukang Besi Selatan Tukang Besi Utara Ulumanda' • Uma • Waru • Wawonii Wolio Wotu

 
 
 

Alune Amahai Ambelau Aputai Asilulu Babar Tenggara • Babar Utara • Banda • Barakai Bati • Batuley • Benggoi • Boano • Bobot • Buli Buru • Dai • Damar Barat • Damar Timur • Dawera-Daweloor • Dobel • Elpaputih • Emplawas • Fordata • Galela Gamkonora • Gane • Gebe • Geser-Gorom • Gorap • Haruku • Hitu • Horuru • Hoti • Huaulu • Hukumina • Hulung • Ibu • Ili'uun • Imroing • Kadai • Kaibobo • Kamarian • Kao • Karey • Kayeli Kei Kisar Koba • Kola • Kompane • Kur • Laba • Laha • Larike-Wakasihu • Latu • Leti • Liana-Seti • Lisabata-Nuniali • Lisela • Lola • Loloda • Lorang • Loun • Luang • Luhu • Maba • Makian Barat • Makian Timur • Melayu Ambon Melayu Bacan Melayu Banda Melayu Maluku Utara Mangole • Manipa • Manombai • Manusela • Mariri • Masela Barat • Masela Tengah • Masela Timur • Masiwang • Modole • Moksela • Naka'ela • Nila • Naulu Selatan • Naulu Utara • Nusa Laut • Oirata • Pagu • Palumata • Patani • Paulohi • Perai • Piru • Roma • Sahu • Salas • Saleman • Saparua • Sawai Seit-Kaitetu • Selaru • Seluwasan • Sepa • Serili • Serua • Sula • Tabaru • Taliabu • Talur • Tarangan Barat • Tarangan Timur • Tela-Masbuar • Teluti • Teor • Ternate Ternateño1 Te'un • Tidore Tobelo Tugun Tugutil • Tulehu • Ujir • Waioli • Watubela • Wamale Selatan • Wamale Utara • Yalahatan • Yamdena

 
 
 

Abinomn 3 Abun 3 Aghu Airoran Ambai Anasi Ansus Arandai Arguni As Asmat Pantai Kasuari • Asmat Tengah • Asmat Utara • Asmat Yaosakor • Atohwaim Auye Awbono Awera Awyi Awyu Asue Awyu Tengah • Awyu Edera • Awyu Jair • Awyu Utara • Awyu Selatan • Bagusa Baham Barapasi Bauzi • Bayono • Bedoanas • Beneraf • Berik • Betaf • Biak Biga • Biritai • Bonggo • Burate • Burmeso • Burumakok • Buruwai • Busami • Citak Citak Tamnim • Dabe • Damal • Dani Lembah Bawah • Dani Lembah Tengah • Dani Lembah Atas • Dani Barat • Dao • Dem • Demisa • Dera • Diebroud • Dineor • Diuwe • Doutai • Duriankere • Dusner • Duvle • Edopi • Eipomek • Ekari • Elseng 3 Emem • Eritai • Erokwanas • Fayu • Fedan • Foau • Gresi • Hatam 3 Hupla • Iau • Iha • Iha Pijin 4 Irarutu • Iresim • Isirawa • Itik • Iwur • Jofotek-Bromnya • Kaburi • Kais • Kaiy • Kalabra • Kamberau • Kamoro • Kanum Bädi • Kanum Ngkâlmpw • Kanum Smärky • Kanum Sota • Kapauri • Kaptiau • Karas • Karon Dori • Kaure • Kauwera • Kawe • Kayagar • Kayupulau • Kehu 5 Keijar • Kemberano • Kembra 5 Kemtuik Ketengban • Ketum • Kimaghima • Kimki • Kirikiri • Kofei • Kokoda • Kombai • Komyandaret • Konda • Koneraw • Kopkaka • Korowai • Korupun-Selang • Kosare • Kowiai • Kuri • Kurudu • Kwer • Kwerba • Kwerba Mamberamo • Kwerisa • Kwesten • Kwinsu • Legenyem Lepki 5 Liki • Maden • Mai Brat Mairasi • Maklew • Melayu Papua Mander • Mandobo Atas • Mandobo Bawah • Manem • Manikion • Mapia • Marau • Marind • Marind Bian • Masimasi • Massep 3 Matbat • Mawes • Ma'ya • Mekwei • Meoswar • Mer • Meyah • Mlap • Mo • Moi • Molof 5 Mombum • Momina • Momuna • Moni • Mor • Mor • Morai • Morori • Moskona • Mpur 3 Munggui • Murkim 5 Muyu Utara • Muyu Selatan • Nafri Nakai • Nacla • Namla 5 Narau • Ndom • Nduga • Ngalum • Nggem • Nimboran • Ninggerum • Nipsan • Nisa • Obokuitai • Onin • Onin Pijin 4 Ormu • Orya • Papasena • Papuma • Pom • Puragi • Rasawa • Riantana • Roon • Samarokena • Saponi • Sauri • Sause • Saweru • Sawi • Seget • Sekar • Semimi • Sempan • Sentani Serui-Laut • Sikaritai • Silimo • Skou Sobei Sowanda • Sowari • Suabo • Sunum • Tabla • Taikat • Tamagario • Tanahmerah • Tandia • Tangko • Tarpia • Tause • Tebi • Tefaro • Tehit • Tobati Tofanma 5 Towei • Trimuris • Tsaukambo • Tunggare • Una • Uruangnirin • Usku 5 Viid • Vitou • Wabo • Waigeo • Walak • Wambon • Wandamen • Wanggom • Wano • Warembori • Wares • Waris • Waritai • Warkay-Bipim • Waropen Wauyai • Woi • Wolai • Woria • Yahadian • Yale Kosarek • Yali Angguruk Yali Ninia • Yali Lembah • Yaqay • Yarsun • Yaur • Yawa • Yei • Yelmek • Yeretuar • Yetfa • Yoke • Zorop

 

1 Kreol 2 Bahasa isyarat 3 Bahasa isolat 4 Bahasa Pidgin 5 Tidak diklasifikasikan
a juga disebutkan di Malaysia dan/ Brunei Darussalam. • b juga disebutkan di Timor Leste, Papua Nugini dan/ negara-negara Oseania lainnya. Italik: Bahasa punah atau bahasa tidak hidup.

*Catatan: Kalimantan dan Papua di sini hanya yang termasuk dalam teritori Indonesia.
Bahasa dan Aksara Jawa
 
Dialek
Banten • Banyumasan • Blora • Brebes • Bumiayu • Cirebon • Kedu • Madiun • Pantura Timur • Pekalongan • Semarang • Serang • Surabaya • Surakarta • Suriname • Tegal
Aksara Jawa
 
Bahasa terkait
 
Topik terkait


Sumber :
id.wikipedia.org, discussion.web.id, s1-pgsd-pendidikan-guru-sekolah-dasar.kpt.co.id, wiki.edunitas.com, dan lain sebagainya.



Tags: javanese, language, luka, b, param, lobang, sikile, i, kakinya, diberi, menurut, hasil, penelitian, dilakukan, menggunakan, sehari, hari, merupakan, kependekan, dari, bentuk, baku, taman, tausug, tawoyan, tidong, tunjung, uma, lasan, lung, bahasa, indonesian, reference, yetfa, yoke, zorop, 1, kreol, 2, isyarat, 3, isolat, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, s1 pgsd, pendidikan guru, sekolah, dasar, prestasi, web, id, eksekutif, encyclopedia
Javanese Language   ⚘   Indonesian Reference
_